DASAR ELEKTRONIKA "menguji macam-macam transistor dan resistor"

Cara menghitung nilai Resistor

28122009

Nah frens, untuk ngitung berapa nilai transistor cuma dengan ngeliat aja, caranya gampang kok. First of All, coba kamu perhatiin and pahamin table acuan di bawah ini (kalo kamu bingung, cepetan pegangan kaki meja…). Di table itu dijelasin nilai pita berwarna yang ada di badan resistor.

Ada beberapa gaya transistor dalam berpita, ada yang pake 4 pita, ada juga yang pake 5 pita, and yang terakhir pake 6 pita (mungkin mereka kakak beradik ya, buktinya mereka pake pita jumlahnya berurutan, mulai dari 4, 5, and 6. Yang pake pita 6, kemungkinan besar adalah adik terkecil…).

Next, Ladies and Gantlemen, marikan kita saksilah…….tabel di bawah ini….(Jreng Jreng…)

Oentoek lebih jelasnya, kita latihan bareng yuks…

1. Resistor 1

Kalo resistor di atas berapa nilai nya hayo????? (saya hitung ampe 5 ya, 1….2….3….4….5…., wah kelamaaaaaaaaaaaaaaan, nih dikasih tau caranya deh…)

Pita ke-1 = MERAH = 2 (Nilai digit ke-2)

Pita ke-2 = COKLAT = 1 (Nilai digit ke-1)

Pita ke-3 = KUNING = 1K = 1000 (Faktor Pengali)

Pita ke-4 = HIJAU = 0,5 % (Toleransi)

So, Jawabannnya adalah….. 21 x 1000 ± 0,5% = 21.000 ± 0,5%

R maks = 21.000 + (0,5% x 21.000) = 21.105 Ω

R min = 21.000 – (0,5% x 21.000) = 20.895 Ω

Udah tau kan bro, gimana caranya ngitung nilai resistor. Kita latihan lagi yukz…

2. Selanjutnya, kita akan coba ngitung bareng resistor dengan 5 pita. Oce…

Resistor 4 pita diatas, berapa nilainya hayo???? (yah…beginian sih nggak ada apa2nya…)

Pita ke-1 = HIJAU = 5 (Nilai digit ke-2)

Pita ke-2 = HITAM = 0 (Nilai digit ke-1)

Pita ke-3 = KUNING= 4 (Nilai digit ke-3)

Pita ke-4 = MERAH = 100 (Faktor Pengali)

Pita ke-5 = EMAS = 5% (Toleransi)

Ya sebenernya, kalo kamu udah hafal sampe di luar kepala (asal jangan sampe lari aja), ga di uraikan diatas juga ga apa2 kok

Jadinya…

504 x 100 ± 5% = 50.400 ± 5%

R maks = 50.400 + (5% x 50.400) = 52.920 Ω

R min = 50.400 – (5% x 50.400) = 47.880 Ω

3. Yang 4 pita udah, yang 5 pita juga udah, terakhir yang 6 pita nih.

Langsung kita itung aja dah cuy…

Pita ke-1 = UNGU = 7 (Nilai digit ke-2)

Pita ke-2 = HIJAU = 5 (Nilai digit ke-1)

Pita ke-3 = KUNING= 4 (Nilai digit ke-3)

Pita ke-4 = COKLAT = 10 (Faktor Pengali)

Pita ke-5 = COKLAT = 1% (Toleransi)

Pita ke-6 = MERAH = 50 ppm (Koefisien temperatur)

Hasilnye jadinye bigini…

754 x 10 ± 1% = 50.400 ± 5%, 50 ppm

R maks = 7.540 + (1% x 7.540) = 7.615,4 Ω

R min = 7.540 - (1% x 7.540) = 7464,6 Ω

Dengan koefisien temperature 50 ppm.

MENGUKUR TRANSISTOR

Transistor yang sering disingkat dengan huruf “T, TR, Q” ini adalah komponen elekronika yang ditemukan oleh Walter Houser Brattain seorang ahli fisika dari Amerika Serikat 1956. Transistor pada umumnya memiliki 3 terminal ). Dimana jika terjadi perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada salah satu terminalnya basis (BJT) atau gate (FET) maka aka mengakibatkan perubahan yang besar pada 2 terminal lainnya yakni emitor dan colektor (BJT) atau drain dan source (FET). Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada coletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau hFE. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.

Jenis-jenis Transistor. Secara umum transistor terdiri dari 2 jenis yakni BJT (Bipolar Junction Transistor) dan FET (Field Effect Transistor). Selain itu transistor dapat dibedakan dari berbagai segi misalnya:

Bahan: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide (semiconductor)
Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
Kemasan: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain
Daya: Low Power, Medium Power, High Power
Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
Frekwensi: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain
Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

BJT (Bipolar Junction Transistor) Transistor ini adalah transistor yang dapat kita umpmakan sebagai dua buah dioda yang terminal positif atau negatifnya disatukan sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah basis (B), emiter (E), kolektor (C.

Tipe BJT. BJT ini terdiri dari 2 tipe yakni NPN dan PNP

1. NPN (Negatif – Positif – Negatif) atau N-Chanel. Transistor tipe NPN ini dapat kita umpamakan dua buah diode yang terminal positinya bertemu, kemudian pertemuannya itu dinamaka basis (B) sedangkan yang 2 terminal lainnya adalah emitor (E) dan colektor (C). Lihat gambar dibawah ini:








2. PNP (Positif – Negatir – Positif) atau P-Chanel. Transistor tipe PNP ini dapat kita umpamakan dua buah diode yang terminal negatifnya bertemu, kemudian pertemuannya itu dinamakan basis (B) sedangkan yang 2 terminal lainnya adalah emitor (E) dan colektor (C). Lihat gambar dibawah ini:








FET (Field Effect Transistor) atau dalam bahasa Indonesia disebut Transistor efek–medan adalah transistor yang diciptakan oleh Julius Edgar Lilienfeld pada tahun 1925 dan oleh Oskar Heil pada tahun 1934,FET baru dipasarkan secara luas mulai tahun 1990-an. FET mempunyai 3 buah terminal yakni gate (G), drain (D) dan source (S) yang fungsinya hamper sama dengan basis, kolektor dan emitor pada BJT. Gate (G) dapat dianggap sebagai pengontrol buka-tutup yang akan mengizinkan elektron untuk mengalir atau mencegahnya. Selain itu badan/body FET juga merupakan sebuah terminal tersendiri yang melayani kegunaan teknis dalam pemanjaran transistor kedalam titik operasi. Terminal ini sangat jarang digunakan, namum begitu terminal ini diperlukan saat membuat suatu rangkaian. Biasanya terminal ini terhubung ke tegangan tertinggi atau terendah pada suatu rangkaian, tergantung pada tipenya, tetapi adakalan terminal ini tidak digunakan.

Tipe FET ini terdiri dari 2 tipe yakni JFET dan IGFET

JFET (Junction FET). Terminal gate dalam JFET membentuk sebuah dioda dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input.

IGFET (Insulated Gate FET). Atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.

FET juga dapat dibedakan menjadi 2 model yakni:

Enhancement mode (P-channel)
Depletion mode (N-channel)


Bahan Transistor. Transistor terbuat dari materi semikonduktor yaitu Germanium, Silikon, Gallium Arsenide. Dan kemasan fisik nya terbuat dari Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain



Fungsi/penggunaan Transistor. Transistor memiliki funsi dan kegunaan sebagai Penguat ferkuensi, Penguat arus, Penguat tegangan, Pembangkit pulsa, da nada yang digunakan sebabai penyearah arus. Transistor banyak digunakan dalam dunia elektronik modern, rangkaian analog, amplifier, penguat sinyal radio, rangkaian-rangkaian digital. Transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi (Switching). Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

Lambang/symbol
transistorBJT (Bipolar Junction Transistor). Yang membedakan, jika di lihat pada lambing/symbol dari BJT (Bipolar Junction Transistor) ini adalah arah panah yang ada pada kaki emitor nya, jika tipe PNP arah panahnya masuk dan jika tipe NPN arah panahnya keluar. Dibawah ini adalah lambing/symbol dari BJT

PNP NPN






FET (Field Effect Transistor) Yang membedakan, jika di lihat pada lambing/symbol dari FET (Field Effect Transistor) ini adalah arah panah yang ada pada kaik gate nya, jika tipe N-chanel arah panahnya masuk dan jika tipe P-chanel arah panahnya keluar. Dibawah ini adalah lambing/symbol dari FET


N-chanel P-chanel





Bentu/wujud Transistor. Dibawah ini adalah contoh-contoh bentuk/wujud Transistor




Cara menentukan Kaki dan tipe Transistor. Jika kamu mendapati sebuah transistor dan ingingin mengetahui letak kaki basis, emitor dan colektor, dan juga ingin mengetahui tipe dari transisistor tersebut, maka dapat kamu lakukan cara sebagai berikut:

Cara Menentukan Kaki dan jenis transistor menggunakan AVO analog

Posisikan skala AVO kamu pada Ohmmeter (Ω) X10 atau X100.
Kamu beri nama kaki transitor yang mau diukur misalnya: 1, 2 dan 3
Kamu letakkan probe merah/hitam di kaki 1 dan probe lainnya kamu sentuhkan ke kaki 2 dan 3 secara bergantian, jika jarum bergerak saat kamu menyentuhkan probe hitam ke kaki 2 dan 3 maka kaki 1 adalah basis, saat kamu menyentuhkan probe hitam ke kaki 2 dan 3 kamu liat nilainya, nilai yang lebih rendah itu adalah kaki colektor dan nilai yang lebih tinggi adalah kaki emitor. Biasanya selisihnya sedikit skali, jika menggunakan AVO digital akan terlihat beda nilainya
Jika probe merah yang berada di kaki basis maka itu adalah transistor tipe PNP
Jika probe hitam yang berada di kaki basis maka itu adalah transistor tipe NPN

Cara Menentukan Kaki dan jenis transistor menggunakan AVO Digital

Posisikan skala AVO kamu pada Dioda meter yang ada gambar seperti ini
Kamu beri nama kaki transitor yang mau diukur misalnya: 1, 2 dan 3
Kamu letakkan probe merah/hitam di kaki 1 dan probe lainnya kamu sentuhkan ke kaki 2 dan 3 secara bergantian, jika jarum bergerak saat kamu menyentuhkan probe hitam ke kaki 2 dan 3 maka kaki 1 adalah basis, saat kamu menyentuhkan probe hitam ke kaki 2 dan 3 kamu liat nilainya, nilai yang lebih rendah itu adalah kaki colektor dan nilai yang lebih tinggi adalah kaki emitor. Biasanya selisihnya sedikit skali
Jika probe hitam yang berada di kaki basis maka itu adalah transistor tipe PNP
Jika probe merah yang berada di kaki basis maka itu adalah transistor tipe NPN

Cara menentukan rusak tidaknya transistor. Cara menentukan rusak tidaknya transistor cukup sederhana sekali, kamu bias manggunakan AVO analog maupun AVO Digital. Cara ini adalah untuk mengukur transistor BJT bukan FET atau transistor yang mengandung resistor dan diode didalamnya misalnya Horizontal Output Transistor (HOT). caranya adalah sebagai berikut:

Posisikan skala AVO kamu pada Ohmmeter (Ω) X10 atau X100
Ukurlah antara colektor dan emitor secara bolak balik, jika AVO kamu menunjukkan nilai walaupun sedeikit maka transistor bias dikatakan rusak.
Probe merah (jika yang di ukur tipe PNP) hitam (jika yang diukur tipe NPN) AVO kamu di kaki basis. Sentuhkan probe yang lainnya ke kaki colektor dan emitor, pada saat kamu menyentuhkan probe kamu ke colektor dan emitor perhatikanlah jarum AVO kamu.

Jika jarum AVO kamu mentok/full saat kamu menyentuhkan probe ke salah satu kaki (colektor atau emitor) maka transistor short.
Jika jarum AVO kamu tidak bergerak saat kamu menyentuhkan probe ke salah satu kaki (colektor atau emitor) maka transistor putus.
Jika jarum AVO kamu bergerak tapi terdapat perbedaan yang jauh antara colektor dan emitor maka transistor bias dikatakan rusak/aus. Jika jarum AVO kamu tidak bergerak saat kamu menyentuhkan probe ke salah satu kaki (colektor atau emitor) maka transistor putus

Note:
Cara pengukuran menggunakan AVO analog maupun AVO Digital prinsif nya sama saja, yang membedakan adalah:

Jika kamu menggunakan AVo analog posisi skala AVO kamu pada Ohmmeter (Ω) X10 atau X100, sedangkan jika kamu menggunakan AVO Digital maka posisi skala AVO kamu pada Dioda meter yang ada gambar seperti ini
Jika kamu menggunakan AVO analog, untuk mengukur transistor tipe PNP maka probe yang di basis adalah probe merah, jika yang di ukur transistor tipe NPN maka probe yang di basis adalah probe hitam.
Jika kamu menggunakan AVO Digital, untuk mengukur transistor tipe PNP maka probe yang di basis adalah probe hitam, jika yang di ukur transistor tipe NPN maka probe yang di basis adalah probe merah

Cara mengukur Horizontal Output Transistor (HOT). Transistor ini mengandung diode dan resistor didalamnya maka pengukurannya juga berbeda dengan transistor biasa. Lihat sekma dan contorh sebuah Horizontal Output Transistor (HOT)

Cara pengukurannya adalah sebagai berikut:
Jika ternyata nanti setelah kamu ukur transistor dan hasilnya tidak seperti dibawah ini maka transistor itu bisa dikategorikan rusak dan dapat kamu ganti dengan yang baru.

Pengukuran menggunakan AVO analog

Posisikan skala AVO kamu pada Ohmmeter (Ω) X10
Jika probe hitam di basis dan probe merah di colektor maka jarum akan bergerak kekanan seperti waktu kamu ukur transistor biasa, Jika kemudian probe merah kamu pindahkan ke emitor maka jarum akan bergerak lebih kekanan dari yang pertama tadi, dan ini menunjukkan nilai Resistor yang tertanam didalam Horizontal Output Transistor (HOT) biasanya nilai resistor tersebut berkisar 40Ω. Jika kemudian posisi probe kamu balik, probe merah di basis dan probe hitam di emitor maka jarum akan bergerak ke posisi yang sama.
Jika probe merah di basis dan probe hitam di colektor maka jarum tidak akan bergerak sama sekali, begitu pula waktu kamu pindahkan probe hitam ke emitor
Jika probe merah di colektor dan probe hitam di emitor maka jarum tidak bergerak sama sekali, tapi jika kemudian kamu balik probe hitam di colektor dan probe merah di emitor maka jarum akam bergerak sama seprti klu kamu ukur transistor biasa atau diode, dan ini karna antara colektor dan emitor Horizontal Output Transistor (HOT) tertanam sebuah diode.

Pengukuran menggunakan AVO Digital
Cara pengukuran menggunakan AVO Digital metodenya sama saja dengan pengukuran menggunakan AVO analog, yang membedakan adalah pada probe nya saja, jika menggunakan AVO analog hitam di basis maka jika menggunakan AVO Digital probe merah yang di basis, kalau menggunakan AVO analog yang kamu perhatikan adalah jarum namum pada AVO Digital yang kamu lihat adalah disply angka digital.

Cara pengukuran FET (Field Effect Transistor)
Cara pengukuran FET, supaya kamu dapat mengetahuin FET masih dalam kondisi bagus atau sudah rusak, pengukuran bisa menggunakan AVO analog maupun AVO Digital. Cara pengukurannya adalah sebagai berikut:

Pengukuran FET tipe P-chanel

Arahkan saklar ke posisi Ohm (Ω) x 10 atau x100
Probe hitam di source (S) dan probe merah di drain (D). Maka jarum akan bergerak sama seperti waktu kamu mengukur diode atau transistor biasa. Jika jarum menunjukkan nilai terlalu kecil atau terlau besar maka FET bisa dikatakan rusak

Pengukuran FET tipe N-chanel

Arahkan saklar ke posisi Ohm (Ω) x 10 atau x100
Probe merah di source (S) dan probe hitam di drain (D). Maka jarum akan bergerak sama seperti waktu kamu mengukur diode atau transistor biasa. Jika jarum menunjukkan nilai terlalu kecil atau terlau besar maka FET bisa dikatakan rusak

Jika kamu melakukan pengukuran menggunakan AVO digital maka cara pengukurannya adalah sebagai berikut:

Pengukuran FET tipe P-chanel

Posisi skala AVO kamu harus pada Dioda meter
Probe merah di source (S) dan probe hitam di drain (D). Maka disply akan menunjukkan angka kira-kira sama seperti waktu kamu mengukur diode atau transistor biasa. Jika nilai terlalu kecil atau terlau besar maka FET bisa dikatakan rusak

Pengukuran FET tipe N-chanel

Posisi skala AVO kamu harus pada Dioda meter
Probe hitam di source (S) dan probe merah di drain (D). Maka disply akan menunjukkan angka kira-kira sama seperti waktu kamu mengukur diode atau transistor biasa. Jika nilai terlalu kecil atau terlau besar maka FET bisa dikatakan rusak